Objek wisata Jumprit di Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah sampai saat ini diminati wisatawan yang selain ingin melakukan spiritual di tempat ini juga menikmati keindahan alam pegunungan Sindoro.
“Pada objek wisata yang berjarak 26 km dari Kota Temanggung ini terdapat sumber mata air yang sering digunakan setiap tahun sebagai ‘air berkah‘ untuk upacara Tri Suci Waisak,” kata Prastawa, Spd, seorang pemerhati wisata spiritual di Temanggung, Kamis.
Menurut dia, biasanya pada hari dan weton tertentu Umbul Jumprit sering dikunjungi wisatawan dari Yogyakarta, Surabaya, Solo, Semarang, dan Jakarta, misalnya malam Jumat Kliwon, Selasa Kliwon, Rabu Wage, dan weton atau hari tertentu lainnya.
Objek Wisata ini erat kaitannya dengan legenda Kiai Nujum Majapahit yang tertulis dalam serat chentini. Di dekat sumber mata air Jumprit terdapat makam Ki Jumprit.
Di sini, wisatawan yang melakukan ziarah, setelah bersemedi di dekat makam Ki Jumprit kemudian melaksanakan mandi kungkum di kolam dekat mata air Jumprit.
Bahkan ada kepercayaan, untuk membuang sial yang menghinggapi kehidupan wisatawan, maka ada pula wisatawan yang membuang celana dalam dan kutang (BH) sebagai simbol membuang sial yang bersangkutan.
Dari kota Temanggung hingga lokasi wisata jalannya berkelak-kelok dan beraspal, sehingga sangat memudahkan wisatawan untuk mengunjungi lokasi wisata tersebut.
“Udara di objek wisata ini sangat sejuk karena pada ketinggian 800 meter di atas permukaan laut. Selain itu, di lokasi ini terdapat monyet-monyet jinak. Namun, pada wisatawan yang berkunjung ke lokasi wisata ini diingatkan berhati-hati jika membawa benda berkilau, seperti cermin dan kacamata. Sebab, meski jinak, monyet-monyet di lokasi ini bisa merampas benda-benda berkilau itu,” katanya.
sumber www.mediaindonesia.com
No comments:
Post a Comment